Rabu, 28 Juni 2017

seorang ayah mengajak bermain anaknya yg sedang sakit keras dikuburan


MWD- Pasangan suami-istri dari keluarga petani di Provinsi Sichuan, China, ini telah menghabiskan banyak dana untuk perawatan medis putri mereka yang baru berusia 2  tahun, tapi tak kunjung sembuh.

Menurut laporan situs berita Mirror, Selasa (27/6/2017), orangtuanya sudah menghabiskan lebih dari Rp 188 juta untuk perawatan anaknya. Kini uangnya sudah habis.

Berbagai upaya telah dan terus dilakukan untuk kesembuhan, tetapi sakit yang diderita putrinya tidak kunjung baik dan bahkan bertambah parah.

Ayahnya yang patah hati, yang tak dapat lagi membayar tagihan medis putrinya yang mulai sekarat, kemudian mengajaknya untuk bermain di kuburannya yang disiapkan untuk anaknya.

Zhang Xin Lei, balita wanita tersebut, didiagnosis menderita kelainan kondisi darah sejak ia baru berusia 2  bulan.

Setelah menyadari tidak ada lagi yang bisa ia lakukan, ayahnya Zhang Liyong, yang luluh lantak, memutuskan satu-satunya pilihannya merupakan menyiapkan anaknya menghadapi kematian.

Liyong berucap, "Aku cuma bisa mengemukakan gagasan untuk mengajaknya bermain di tempat ini” – sambil menunjuk kuburan yang telah disiapkan untuk anaknya.

"Di sinilah dia bakal beristirahat dengan tenang. Yang bisa aku lakukan dikenal sebagai menemaninya setiap hari," kata Liyong, seorang petani yang tinggal di tidak jauh kota Neijiang, Sichuan itu.

Sementara ibunya, liyong membaringkan diri di kuburan tersebut sambil memeluk putrinya yang masih kecil

Keluarga tersebut sudah meminjam dana dari sahabat-sahabat, tetapi tawaran bantuan keuangan kini telah habis.

Zhang didiagnosis menderita thalassemia, penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tak berfungsi secara normal.

Kondisi tersebut dialami Zhang semenjak usia 2  bulan. Tentunya saja, kelainan darah seperti itu membutuhkan perawatan seumur hidup, tergolong pengobatan dan transfusi darah.

Kerusakan organ yang serius dan dapat mengancam nyawa bisa diakibatkan tanpa pemantauan ketat dan perawatan rutin.

Dalam satu wawancara yang sungguh emosional, ibunya, Deng Min, menangis dan berucap, "Kami telah terdesak ke satu sudut. Tidak ada pilihan lain." MWD

0 komentar:

Posting Komentar