Selasa, 02 Mei 2017
www.toto86.com. Bayi prematur masa depan mungkin tidak lagi mesti bertahan hidup di sebuah inkubator. Mereka akan ditempatkan di kantung plastik "ajaib".
Kantung plastik itu dan beharap memanfaatkannya sebagai rahim sintesis diciptakan tim peneliti dari rumah sakit Anak Philadelphia.
Kantung plastik itu diisi amnion, cairan yang normalnya juga terdapat di dalam rahim. Selain itu, kantung juga terhubung dengan mesin serupa paru-paru yang menyuplai oksigen serta kantung nutrisi.
Emily Partridge, salah satu peneliti, berharap rahim sintesis itu bisa menyelamatkan bayi prematur dari ancaman kematian.
Saat ini, taraf kesintasan bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan dua puluh tiga minggu hampir nol persen, usia 23 minggu 15%, 24 minggu 55%, dan 25 minggu 80%.
Normalnya, bayi lahir pada usia kehamilan empat puluh minggu. Mereka yang lahir kurang dari periode tersebut berpotensi mengalami kematian dan gangguan perkembangan.
Partridge menyebut, usahanya fokus pada bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan 23-24 minggu, tidak kurang dari itu.
"Bayi yang menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim, di daratan, dan menghirup udara langsung padahal mereka belum siap untuk tersebut,"
Bagaimana Partridge menguji keefektifan rahim buatannya? Mereka melakukan studi pada embrio domba yang usianya setara dengan embrio manusia berumur 23 minggu.
Embrio dimasukkan dalam kantung berisi amnion. Bagi umbilical cord-nya dihubungkan dengan mesin udara lewat selang yang berfungsi mirip plasenta.
Rahim sintetis itu juga dihubungkan dengan kantung berisi nutrisi, mirip cairan infus. Lantas, kantung disimpan di lingkungan yang steril dan suhu optimal.
Pengamatan menunjukkan, embrio kelihatan menikmati lingkungan plastik itu. Matanya terbuka dan bulu pun tumbuh normal.
Setelah dua puluh delapan hari di dalam rahim sintetis, embrio dilepaskan. Supaya ilmuwan bisa mengamati perkembangan organnya, sejumlah embrio dibunuh dengan sengaja
Sejumlah embrio lain dibiarkan hidup dan diberi makan lewat botol, seperti halnya bayi manusia yang diberi susu formula.
"Mereka tumbuh normal. Paru-parunya berkembang sempurna. Otaknya juga. Embrio berkembang normal dalam setiap aspek," kata Alan Flake.
Meski berhasil pada domba, bukan berarti prosedur ini langsung bisa dipakai untuk manusia. Tim masih perlu melakukan eksperimen lain untuk memastikannya.
salah satu tantangannya adalah sterilitas. Embrio bisa dibahayakan rahim buatan beserta isinya malah jika tak steril
Tantangan lain merupakan menemukan formula cairan amnion yang tepat bagi manusia serta hormon pertumbuhan yang dibutuhkan.
"Ini bakal butuh banyak penelitian pra-klinis dan perawatan ini tak akan tersaji di klinik segera," kata Colin Duncan dari University of Edinburgh.
Akan menghadapi tantangan dalam aplikasinya kalau pun terbukti efektif pada manusia Sebab, alat ini berpotensi memunculkan persoalan etika.
Contohnya, apakah embrio yang akan dipertahankan memang layak dipertahankan dan apakah embrio tersebut takkan menghadapi tekanan ketika hidup dalam rahim sintesis. Bagaimana pula mendefinisikan embrio dan bayi?
Kendala lain, perangkat tersebut nantinya berpotensi disalahgunakan. Apalagi, sekarang manusia sudah bisa membuat sel sperma dan sel telur.
"Saya bisa membayangkan suatu masa, "Dunia yang Berani", di mana kita bisa mengembagkan embrio sejak semula hingga akhir di luar tubuh manusia," kata Dena Davis, pakar bioetika dari Lehigh University.
Flake menyebut, masalah etika memang wajib dipertimbangkan tapi keselamatan dan hak hidup bayi yang lahir prematur juga mesti diperhitungkan. www.toto86.com
0 komentar:
Posting Komentar